Akhir-akhir ini semakin banyak anak mengenal permainan baik online maupun offline melalui gadget yang semakin hari semakin terjangkau. Anak usia 3 tahun sudah pandai mengutak-atik handphone android. Bahkan kadang-kadang anak lebih ahli memainkan gadget dibandingkan orangtuanya. Sebagian kalangan mengatakan gadget memberikan pengaruh yang buruk dan harus dihindarkan karena mengakibatkan kecanduan. Hal ini dikuatkan dengan penelitian yang dilakukan oleh psikiater dari University of California, Los Angeles (UCLA) Peter C. Whybrow yang menyebut online games sebagai “Digital Heroin”.

Namun demikian sebenarnya permainan hanyalah sarana, lebih penting yang harus kita perhatikan adalah apa yang terjadi dalam alam-keluarga yaitu interaksi anak-orangtua ketika anak sedang bermain –apapun permainannya.

Demikian Ki Hajar Dewantara menyebutnya dalam sistem trisentra. Ada 3 hal maha-penting dalam lingkungan pendidikan anak yaitu alam-keluarga (interaksi anak-orangtua), alam-perguruan (interaksi anak-guru), dan alam-pergaulan (interaksi anak-teman sebaya) yang memiliki pengaruh sangat kuat dalam perkembangan karakter anak. Dalam hal ini mungkin bisa kita lengkapi dengan faktor genetik (nature), yang meskipun menurut saya pengaruhnya mungkin tidak akan sebesar ketiga alam trisentra (nurture). Penelitian-penelitian terkini, ternyata terbukti faktor genetik memiliki pengaruh dalam perkembangan anak.

Tentu 80 tahun yang lalu ketika Ki Hajar menuliskan mengenai sistem trisentra, belum ada yang membuktikan demikian. Parenting is an art, not an equation kata seorang teman dan saya setuju. Mengasuh dan mendidik anak itu seni, bukan ilmu eksakta. Setiap anak punya keunikan. Selalu ada kemungkinan suatu pola pengasuhan atau pendidikan cocok bagi banyak anak tapi kurang cocok bagi anak kita, dan sebaliknya. Yang bisa kita lakukan adalah mengenali pola umum perkembangan anak, tugas-tugas perkembangannya untuk mengenali keunikan anak dan memberikan stimulasi bagi anak untuk bertumbuh secara optimal sekaligus mengurangi risiko-risiko negatif yang menurut saya tidak terhindarkan.

Persis di sini interaksi anak-orangtua memberikan pengaruh yang sangat besar. Apakah kemudian kita harus mengijinkan anak bermain sepuasnya? Tentu saja tidak! Kalau demikian jadinya, tidak perlu ada orangtua. Orang tua-lah yang seharusnya memegang kendali bagaimana anak mengoptimalkan panca-indrianya melalui bermain. Orangtua lah yang harus punya pengetahuan permainan apa saja yang akan mempengaruhi perkembangan anak.
Referensi: edukasi.kompas.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *